Thursday, January 17, 2019

SOAL DAN JAWABAN MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

1. Jelaskan pengertian dari Manajemen Pemasaran Global dan Sebutkan 3 prinsip pemasaran !
Jawaban :
      Manajemen Pemasaran Global adalah Ialah studi ilmu yang mempelajari tentang Planning, Organitation, Actualing,Controling dalam suatu kegiatan bisnis yang dirancang untuk tujuan menentukan harga,promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen secara menyeluruh.Pemasaran Global harus memiliki kemampuan untuk berfikir secara global dan bertindak secara lokal yang artinya bahwa dalam setiap memasarkan produk di suatu negara memiliki unit-unit tertentu,karena setiap negara mempunyai keinginan dan kebutuhann yang berbeda  perusahaan harus cerdas untuk memasarkan produknya di setiap negara, pemasaran global tidak berarti masuk kesetiap negara di dunia,tergantung pada sumberdaya perusahaan, pemikiran, manajerial dan terutam adalah adanya peluang dan ancaman dari usaha tersebut. Sedangkan sistem Managemen dalam pemasararan global bertugas untuk mengkonsep pemasaran global untuk diterapkan pada produk atau bisnis perusahaan tersebut ,agar produk dari perusahaan tersebut bisa terdistribusikan sesuai target pasar yang diharapkan oleh perusahaan.    

-  Tiga prinsip pemasaran :
  1.  Nilai pelanggan dan persamaan nilai
  2.  Keunggulan kompetitif atau Diferensial / perbedaan
  3.  Fokus (pada kebutuhan dan keinginan pelanggan)



2. Sebutkan 4 hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis pasar domestik (lokal) jika ingin menjadi pemain bisnis pasar global !
Jawaban :
  •  Negara-negara adalah berbeda 
  •   Masalah yang akan di hadapi lebih luas dan kompleks dari biasanya 
  •  Pebisnis internasional harus menemukan cara untuk bekerja dengan membatasi pengaruh (intervensi/ tekanan) dari pemerintah Negara setempat.
  •  Transaksi internasional meliputi keanekaragaman nilai mata uang.




3. Sebutkan dan jelaskan beberapa faktor penghambat Manajemen Pemasaran Global !

Jawaban :

1)      Prinsip Pendiri :
Kecadokan Manajemen (Manajemen yang tidak mau berkembang)
  •  Dalam banyak hal, manajemen mengabaikan peluang untuk mengejar pemasaran global.
  • Perusahaan dengan manajemen etnosentris tidak akan berkembang secara geografis
  • Kecadokan adalah resep bagi bencana pasar, jika kantor pusat berusaha mendikte ketika ia seharusnya mendengar.
  • Pemasaran global perlu tim lokal yang kuat, yang dapat menyesuaikan produk dengan kondisi lokal. 

2)      Budaya organisasi

  •  Anak perusahaan yang “mengetahui semuanya” tidak ada lagi ruang untuk visi dan puncak (perusahaan induk)
  •  Sebaliknya juga, perusahaan dengan manajemen kantor pusat yang “mengetahui semuanya” tidak ada lagi inisiatif lokal dan pengetahuan mendalam dari kebutuhan dan kondisi lokal.
  • Manajemen yang sukses di perusahaan global adalah yang telah belajar cara memadukan visi dan perspektif global dengan inisiatif dan masukan dari pasar lokal.



3)      Pengendalian Nasional

a.       Setiap Negara melindungi pasar lokal dan kepentingannya dengan memegang kendali terhadap akses pasar dan masuknya industri berteknologi rendah dan tinggi.
Misalnya, kendali monopoli terhadap akses ke pasar tembakau, juga kendali terhadap pasar penyiar, peralatan dan transmisi data.

Cara perusahaan global mengatasi hambatan ini adalah dengan menjadi “orang dalam” yakni dengan mendirikan anak perusahaan di Negara lain.

Prinsip Perusahaan Pemasar :

-  Prinsip Perusahaan

a.    Perusahaan adalah suatu konsep bisnis strategi

b. Pemasaran harus dirumuskan oleh manajemen puncak, orientasinya jangka panjang, mengemudikan arah perusahaan dan memegang tanggung jawab dalam menciptakan konsumen bisnis yang loyal

c.   Pemasaran tidak lagi hannya tentang penjualan,periklanan / bahkan 4P (konsep tradisional) karena perusahaan ditekan oleh pendorong perubahan ekstern (teknologi, ekonomi, dan pasar) dan internal (pemegang saham, SDM dan budaya organisasi)

-  Prinsip Komunitas

“Pemasaran merupakan bisnis semua orang”

-semua orang dalam perusahaan adalah satu komunitas, yaitu komunitas pemasaran setiap orang dalam perusahaan apapun deskripsi pekerjaannya, setiap orang bertanggung jawab untuk menciptakan loyalitas konsumen.

-dalam perusahaan tidak ada departemen dan fungsi pemasaran yang berdiri sendiri, semua departemen adalah departemen pemasaran jadi, semua fungsinya adalah fungsi  pemasaran.

-  Prinsip Persaingan

“Perang pemasaran merupakan perang nilai” (nilai = perbandingan antara pengeluaran dan manfaat).

-perusahaan tidak hanya sekedar mengejar keuntungan jangka pendek tetapi menciptakan nilai pelanggan (menjalin hubungan dengan pelanggan ) untuk jangka panjang.


4. Sebutkan dan jelaskan 4 jenis strategi untuk bersaing di pasar global !

Jawaban :
  •  Strategi Internasional (international Strategy)

Strategi ini menawarkan bagaimana perusahaan menciptakan suatu nilai yang unggul dari pesaing dengan transfer keahlian dan produk yang bernilai kepada pasar asing, dimana di bidang ini merupakan kelemahan pesaing dan kompetensi inti ini tidak dimiliki oleh pesaing.

  • Strategi Multidomestik (Multidomestic Strategy)

Dalam strategi ini perusahaan secara ekstensif melakukan kostumisasi terhadap produk dan strategi pemasarannya kearah kondisis nasional yang berbeda dimana value creation juga diciptakan pada kegiatan produksi, pemasaran , R&D (penelitian dan pengembangan) di setiap Negara yang di jadikan pasar global.

  • Strategi Global

Strategi ini memusatkan pada peningkatan laba, dimana lebih mengarahkan pada standarisasi kualitas produk secara global, dan tidak melakukan penyesuaian produk terhadap kondisi lokal, karena menggunakan strategi low cost sehingga mendapatkan laba yang maksimal.

  •  Strategi Transnasional

Strategi ini mencoba mencapai semua strategi yang ada untuk mendapatkan solusi untuk semua masalah. Dimana perusahaan melakukan pengurangan biaya atas kondisi lokal dan juga transfer kompetensi inti serta takanan lokal.


5. Jelaskan apa yang di maksud dengan “ produktifitas telah terlepas hubungannya dengan tingkat pekerja”.


Jawaban : Pemasaran global saat ini tidak begitu meningkatkan jumlah pekerjanya namun pendapatan perusahaan tersebut semakin meningkat karena perusahaan saat ini lebih memanfaatkan perubahan sistem teknologi (semisal : mengggunakan mesin dalam memproduksi sebuah barang).

Friday, January 4, 2019

STUDI KASUS PEMASARAN GLOBAL

STUDI KASUS PERUSAHAAN NIKE, LTD

Tahun 2003 merupakan sebuah tahun “serba pertama” bagi Nike. Perusahaan tersebut memperoleh pendapatan tertinggi dalam sejarahnya dan juga menghasilkan lebih banyak pendapatan di luar Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Meskipun demikian, perusahaan terus menghadapi kontroversi dalam sejumlah bidang, seperti etika produksi, tuntutan hukum, dan kritik terhadap bayaran tinggi untuk para atlet. CEO Phil Knight tampaknya menyadari bahwa pandangannya mengenai Nike dan pandangan publik mungkin tidak selalu sejalan

CEO Nike, Ltd Phil Knight

Visi dan misi perusahaan Nike
Visi : membawa inspirasi dan inovasi bagi semua atlet di dunia
Misi: Menjadi penjual terbesar sepatu dan pakaian atletik di dunia. 
Kinerja dan keandalan sepatu, pakaian, dan perlengkapan, pengembangan produk baru, harga, identitas produk melalui pemasaran dan promosi, serta dukungan dan pelayanan konsumen adalah aspek penting persaingan dalam industri sepatu, pakaian, dan perlengkapan atletik. Kami yakin, kami kompetitif dalam semua bidang itu. Perusahaan bertujuan memimpin kewarganegaraan perusahaan melalui program proaktif yang mencerminkan kepedulian terhadap keluarga Nike di seluruh dunia, rekan tim, konsumen, dan mereka yang memberikan pelayanan kepada nike.

Sejarah
Philip Knight, seorang pelari jarak jauh yang berdedikasi, menyusun rencana untuk membuat sepatu lari berharga murah di Jepang dan menjualnya di AS sebagai bagian dari tugasnya untuk meraih gelar MBA di Stanford Univercity setelah lulus. Knight bekerja sama dengan Bill Bowerman, mantan pelatih larinya di Univercity of Oregon, untuk mewujudkan rencananya dengan mendirikan Blue Ribbon Sports pada tahun 1964. Sepatu Blue Ribbon Sports memperoleh sambuta baik di antara para pelari profesional karena Knight mendistribusikan sepatu, yang disebut Tigers, di pertadingan lari. Pada tahun 1971, Blue Ribbon Sports menerima sebuah merek dagang pada logo “Swoosh” dan merek Nike juga diperkenalkan. Blue Ribbon Sports secara resmi mengubah namanya menjadi Nike pada tahun 1978. Selama akhir tahun 1970an dan awal 1980an para peneliti Nike menggunakan keahlian teknologi mereka untuk mengembangkan beberapa tipe sepatu atletik yang merevolusi industri. Perusahaan ini menjadi kian sukses setiap tahun degan laba yang terus meningkat selama masa tersebut. Pada tahun 1988, Nike membeli Cole Haan yang berbasis di New Hampshire, dengan harga sebesar $64 juta. Cabang tersebut saat ini memliki beberapa merek dagang, seperti CH, Gseries ileh Cole Haan, Bragano, dan Cole Haan. Bisnis sepatu kasual Nike tumbuh sebesar 16 persen pada tahun berikutnya. Nike juga membeli Cole Haan Accesories Company pada tahun 1990, sebuah distributor ikat pinggang, penjepit, dan produk kulit kecil berkualitas tinggi premium. Pada tahun yang sama, Nike membuka toko ritel pertamanya, NikeTown, di Portland. Oregon, Nike membeli sebuah perusahaan pembuat topi bernama Sports Specialties (kini disebut Nike TeamSports, Inc) pada tahun 1993, dan pada tahun 1994, divisi Outdoor menambah sebuah sepatu baru yang dinamakan “Air Mada” dan sandal olahraga Nike menduduki penjualan teratas di pasaran. Pada tahun 1995, Nike membeli Canstar Sports Inc. (produse peralatan hoki terbesar di dunia), seniali $409 juta. Canstar, kini bernama Bauer Nike Hockey, Inc, memproduksi sepatu luncur, sepatu luncur es, dan bermata pisau (blades), perlengkapan pelindung, stik hoki, dan kaos hoki. Koleksi pakaia basket Michael Jordan diluncurkan pada tahun 1998. Pakaian yang didesain untuk pria muda yag ingin “tampil modern” ditambahkan ke koleksi Michael Jordan, dan bintang olahraga Randy Moss dan Derek Jeter disewa untuk mempromosika merek Jordan pada tahun 1999. Merek baru yang disebut CG (All Conditions Gear) yang menjual perlengkapan untuk berseluncur es, berselancar, menyelam, dan bersepeda gunung diluncurkan pada tahun 1999.

Kondisi Saat Ini
Dalam beberapa tahun terakhir ini perusahaan membuat beberapa perubahan sebagai upaya memperoleh pangsa pasar serta menawarkan beragam produk sepatu dan pakaian olahraga. Dua toko Nike Goddess, yang menjual pakaian dan sepatu wanita, di buka di Los Angeles pada tahun 2001 Nike membeli Impact Golf Technologies pada tahun 2002 sehingga perusahaan dapat memproduksi stik golf. Nike mulai menjual 3 merek pakaian pada musim semi tahun 2002 guna menyediakan merek yang berbeda untuk jenis konsumen yang berbeda. Nike Performance (untuk atlet) , Nike Active (perlengkapan “gimnasium dan jalan”) dan Nike Fusion (pakaian gaya yang dibuat dari kain berkualitas tinggi). Pada bulan September 2003 Nike membeli Converse seharga $350 juta untuk meningkatkan penawarannya dalam pasar sepatu retro populer dan klasik saat ini. Merek Hurley perusahaan, yang dibeli pada tahun 2002, menjual sepatu dan pakaian anak muda untuk menyelam, berselancar, dan berseluncur es. Pada tahun yang sama. Foot Locker mengumumkan akan membeli sekitar separuh produk Nike di masa mendatang, karena keputusan perusahaan yang menetapkan bahwa Foot Locker akan menjual sepatu lebih murah dan tidak semahal sepatu Nike. Hal tersebut merupakan sebuah persoalan besar karena 10,9 persen pendapatan Nike berasal dari Foot Locker, pada tahun 2002 ($800 juta dalam harga grosir).

Persaingan
Industri sepatu atletik telah berubah secara dahsyat sejak “sepatu karet” ditemukan. Pada tahun 1873, “sepatu karet” dibuat dari bahan karet dan kampas India. Dunlop menjadi penjual sepatu karet dominan pada tahun 1938. Keds dan PF Fliers mendominasi pasar anak-anak pada tahun 1960-an. Merek standar dewasa seperti Adidas dan Converse disambut baik oleh para penggemar olahraga selama bertahun-tahun. Ketika Nike memasuki pasar tersebut pada akhir 1960-an, industri berubah untuk seterusnya. Selain persaingan baru, gaya hidup mulai berubah dan perusahaan mengontrak produsen dan bukan berinvestasi dalam pabrik dan peralatan untuk memproduksi produk mereka sendiri.Pesaing utama dalam industri sepatu atletik adalah Nike dan Reebok, yang masing-masing menguasai 39 persen dan 11 persen pangsa pasar. Reebok International Ltd Reebok mendesain dan membuat sepatu dan pakaian olahraga untuk dijual di seluruh dunia. Perusahaan tersebut menjual sepatu atletik dalam kombinasi warna yang berbeda untuk aerobik, bersepeda, voli, fitnes, lari, basket, sepakbola, joging, dan sepatu anak-anak, dan belum lama ini mendiversifikasi penawarannya ke lebih banyak jenis sepatu kasual, pakaian olahraga, dan jenis sepatu atletik lainnya, serta peralatan terkait olahraga. Persaingan Internasional Persaingan meningkat di Eropa. Adidas-Salomon AG, sebuah perusahaan Jerman merupakan penjual sepatu atletik nomor satu di Eropa dan nomor dua di dunia. Para analis yakin bahwa bisnis yang baik di pasar Eropa adalah penting demi berlanjutnya kesuksesan perusahaan dalam industri sepatu atletik. Penjualan Nike di Eropa, Asia, Kanada, dan Amerika Latin naik menjadi hampir 4,4$ miliar pada tahun 2002 dan menjadi $5.127 miliar pada tahun 2003. Adidas, pesaing utama asal Eropa, berjuang untuk mempertahankan 15% pangsa pasar kompetitifnya untuk sepatu atletik seluruh dunia. Adidias didirikan tahun 1948 dan memilki bintang olahraga seperti Al Oerter dan Kareem Abdul-Jabbar (NBA) yang, mengiklankan produknya.

Kondisi Ekonomi
Total penjualan sepatu atletik AS pada tahun 2002 menjadi $15,69 miliar, mewakili kenaikan 2,5 persen dibandingkan tahun 2000. Sejak musim gugur kepercayaan konsumen menurun dan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara umum berlanjut hingga 2003. Setelah seranga teroris 11 September 2001, ekonomi AS terus terhuyung dan terjadi penurunan tajam dalam permintaan sepatu atletik. Produsen sepatu atletik juga mengalami krisis ekonomi di sejumlah pasar internasional. Selain itu, pengaruh fluktuasi mata uang asing dan perubahan tingkat bunga berpotensi menimbulkan persoalan keuangan untuk produsen sepatu atletik. Peralihan mata uang ke Euro juga menimbulkan sejumlah tekanan di negara-negara Uni Eropa yang belum lama ini harus mengubah mata uang mereka. Sebagian besar perusahaan sepatu atletik melakukan kontrak dengan perusahaan produsen di Tempat Jauh untuk memproduksi sepatu mereka. Beberapa negara yang memproduksi sepetu untuk Nike, Reebok, dan perusahaan lain adalah Korea Selatan, Taiwan, Cina, Thailand, Malaysia, dan Indoensia. Keuntungan pertama dari kontrak produksi asing adalah bahwa tidak ada investasi modal yang diperlukan dan perusahaan sepau atletik dapat beroprasi dengan sangatr sedikit utang jangka panjang. Ada pula beberapa kerugian untuk kontrak produksi. Sejumlah negara, seperti Korea, yang memproduksi sepatu atletik dalam jumlah besar di masa lalu telah membangun keahlian dan hubungan untuk mulai memproduksi produk elektronik yang lebih canggih dan tidak memiliki kapasitas tersedia untuk terus memproduksi sepatu atletik. Beberapa kerugian lain produksi di luar negeri meliputi kerusuhan buruh, ketidaktentraman politik, keterlambatan karena pengiriman, dan ketidakpastian sistem kuota (embargo).

Faktor Sosial
Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen telah mengubah pandangan mereka mengenai sepatu/pakaian atletik sebagai aksesoris fesyen. Perusahaan sepatu atletik mulai menghadapi kesulitan menjual produk mereka ke pasar orang muda pada tahun 1997, terkait pergeseran permintaan kaum muda ke sepatu bot untuk panjat tebing dan sepatu kulit kasual. Paling baru, fesyen untuk sepatu atletik adalah sepatu atletik yang tampak klasik atau bergaya retro. Usia konsumen potensial menimbulkan sejumlah tantangan unik bagi perusahaan sepatu/pakaian ateltik. Anak-anak generasi Y menyaingi ukuran generasi baby-boom ; sebanyak 60 juta dan akan menjadi sebuah pasar yang signifikan di masa mendatang. Konsumen generasi Y lebih menyukai pakaian olahraga yang berorientasi fesyen dibanding pakaian merek atletik. Popolasi generasi Y merespon secara berbeda terhadap iklan dibanding generasi lainnya. Saat ini popularitas olahraga sebagai pengisi waktu bagi baby-boomer tidak lagi sebesar pada tahun 1990-an, tetapi permintaan akan sepatu/pakaian untuk kegiatan santai terus meningkat untuk kelompok ini. Perubahan gaya hidup kaum wanita bmuda tampaknya akan memengaruhi indistri. Sejak pertengahan 1990-an, wanita membeli lebih banyak sepatu atletik dibanding pria. Selain itu saat ini lebih banyak wanita muda yang tertarik dan menggemari olahraga dibanding generasi wanita muda sebelumnya.

Persoalan Hukum/Peraturan
Pasar global memiliki banyak pembatasan hukum yang produsen septu atletik harus pertimbangkan. Baik perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara maupun perjanjian bersama tentang tarif dan perdagangan memberikan akses yang lebih baik ke perdagangan dunia.

Faktor Internal Nike
Lama faktor internal utama Nike adalah upaya penelitian dan pengembangan superior untuk produk perusahaan, keahlian pemasaran/distribusi, tanggung jawab sosial, gaya/budaya manajemen, dan hasil keuangan.

Penelitian dan Pengembangan Nike
Nike mampu mengikuti kemajuan teknologi karena sebagian besar penelitian dan pengembangan dalam industri sepatu atletik merupakan inovasi desain dan tidak membutuhkan investasi besar dalam peralatan. Perusahaan membentuk laboratorium penelitian olahraga Nike yang menggunakan kamera video dan peralatan penguji daya tarik serta meneliti beberapa jenis persoalan. Perusahaan juga menggunakan pengetahuan teknologinya untuk menyempurnakan pakaian olahraga. Selain pekerjaan laboratorium, para designer Nike juga mengunjungi para atlet untuk mempelajari lebih banyak mengenai teknologi septu. Nike terus bergantung pada pengembangan teknologi superior untuk mendiferensiasikan produknya dari pesaing.

Pemasaran
Karena Nike sebenarnya tidak memproduksi sepatu, fokus utama perusahaannya adalah menciptakan dan menawarkan produknya. Nike menjual produknya secara online melaluiwww.nike.com dan Phil Knight setiap hari bertemu dengan tim Internet. Toko online menjual beragam produk termasuk sepatu, perlengkapan, dan pakaian. Nike memosisikan produknya sebagai sepatu berkinerja tinggi yang didesian dengan fitur teknologi canggih. Pasar sasaran umum sepatu atletik Nike adalah pria dan wanita antara usia 18 dan 34. Saat ini, strategi Nike adalah memilih wanita sebagai target secara agresif. Perusahaan mendirikan toko Nike Goddess dan mulai lebih melakukan pemasaran kepada wanita yang memiliki “gaya hidup aktif”. Nike mengiklankan produknya dengan berbagai cara dan menargetkan iklannya pada kelompok atau jenis orang yang spesifik. Pengeluaran untuk iklan adalah sebesar $1,0279 miliar pada tahun 2002 dan $1,168 miliar pada tahun 2003. Perusahaan terus melakukan pengeluaran untuk iklan TV selama acara olahraga profesional dan kampus, program jam tayang utama, dan program tengah malam. Iklan jam tayang utama dimaksudkan untuk meraih cakupan luas orang dewasa dan iklan TV tengah malam ditujukan bagi kalangan dewasa muda. Media cetak juga sangat penting dalam mengiklankan produk Nike. Bintang-bintang iklan Nike meliputi Michael Jordan, Andre Agassi, Mia Hamm, Marion Jones, Brandi Chastain, Vince Carter, David Duval, Kobe Bryant, dan Tiger Woods. Upaya pemasaran internasional berlanjut. Nike mempunyai operasi di 200 negara di 6 benua.

Distribusi
Nike membuka sebuah pusat distribusi pakaian seluas 63.000 square feet di Memphis pada tahun 1992 yang dinamakan Nike Next Day. Sepatu didistribusikan dari pusat di Greenland, New Hampshire; Wilsonville, Oregon; dan Memphis, Tennessee. Pakaian Nike dikirim dari pusat didistribusikan dari Costa Mesa, California. Knight khawatir bahwa Nike akan kehilangan citranya sebagai sepatu olahraga yang unggul secara teknis jika pemasaran internasional tidak dipantau secara teliti. Nike telah membeli operasi distribusi banyak distributornya di seluruh dunia untuk mengontrol pemasaran produknya.

Iklan Nike
TEMA
GAMBARAN VISUAL
“Hangtime”
Promosi sepatu basket Air Jordan yang menampilkan Michael Jordan dan Spike Lee.
“Revolution”
Lagu Beatles “Revolution” dimainkan dan gambar bintang-bintang olahraga ditampilkan.
“Bo Knows”
Mengilustrasikan beragam sepatu Nike (20 kategori olahraga berbeda).
“Just Do It”
Menunjukkan orang-orang dari berbagai sisi kehidupan yang berlatih dengan sepatu Nike.
“Multiple Bo’s”
Bo Jackson bertemu Sonny Bono dan empat belas Bo Jackson lainnya yang mewakili olahraga berbeda.
“Rock and Roll Tennis”
Andre Agassi menunjukkan keterampilan tenisnya dalam format video rock.
“I’m not a roll model”
Charles Barkley mengatakan bintang olahraga bukanlah teladan, tetapi orang tua seharusnya menjadi teladan.
“Aerospace Jordan”
Karakter kartun Bugs Bunny, Looney Tunes, penjaga pantai Marvin Martin, dan Michael Jordan bepergian ke Mars. (Super Bowl XXVII)
“Air Swoopes”
Iklan dengan bintang Sherly Swoopers yang memeperkenalkan sepatu basket Air Swoopes dam menggunakan sponsorship Nike dalam tim basket wanita AS untuk Olimpiade.
“Broad-Minded”
Iklan yang dibintangi oleh Tiger Woods, dengan pernyataan, “ Kami bukan sekadar sepatu kampas dan kulit. Kami besar dan berpikiran luas”
“Date”
Tim sepakbola wanita AS mengatakan “kami akan menghadapi dunia sebagai satu tim” dan semua anggota tim ini berkencan dengan satu orang.
“Two Fillings”
Semua Tim Sepakbola Wanita AS menginginkan pengganti ketika Brando Chastain mengatakan dia memiliki dua pengganti. Tiap wanita berdiri dan berkata, “Saya akan memiliki dua pengganti”.
“Chicks Dig the Long Ball”
Pitcher Tom Glavine dan Greg Maddox berusaha memperoleh perhatian Heather Locklear dari Mark McGwire.

Tanggung Jawab Sosial
Nike telah dikritik dalam beberapa tahun terakhir karena praktik pekerjaan di tempat produksi internationalnya. Sejumlah konsumen mempersoalkan praktik eksploitatif para manajer di beberapa negera Asia. Misalnya, pada tahun 2001, manajer pabrik yang membuat produk Nike di Indonesia dituduh melaksanakan pelecehan seksual, penyiksaan fisik dan verbal, pembatasan layanan kesehatan, dan pemaksaan lembur. Selain itu, beberapa dari manajer tersebut diduga menyuruh karyawan yang berlaku tidak pantas atau terlambat masuk kerja untuk berlari keliling atau membersihkan toilet. Nike berjanji untuk menyelidiki dan memperbaiki kapan pun kondisi yang tidak pantas terjadi. Pertama kali, perusahaan membentuk sebuah departemen buruh sosial tahun 1996 dan pada tahun 1998 posisi Wakil Direktur Tanggung Jawab Sosial pun dibuat. Pada tahun 1998, Nike bergabung dngan Asosiasi Keadilan Buruh (Fair Labour Association – FLA), sebuah organisasi pemantau tempat kerja buruh yang didirikan oleh unit kerja presidensial bentukan produsen pakaian dan organisasi hak asasi manusia. Perusahaan juga bergabung dalam Aliansi Global untuk Tenaga Kerja dan Komunitas (Global Alliance for Workforce Communities – GAWC), sebuah kelompok bisnis yang bertujuan meningkatkan kehidupan kerja buruh pabrik. Selain keanggotaannya dalam FLA dan GAWC. Nike mengembangkan suatu proses untuk memastikan bahwa pabriknya mematuhi kode etik perusahaan.

Gaya/Budaya Manajemen
Phil Knight telah menciptakan budaya yang kuat di Nike berdasarkan loyalitas perusahaan dan kebersamaan di ruang loker. Kebanyakan karyawan perusahaan adalah orang muda yang sadar kesehatan dan Knight mempercayai karyawan tersebut untuk “Lakukan Saja” (“Just Do It”). Filosofinya adalah “Main sesuai aturan, tetapi jadilah garang… Tidak mengapa menjadi Goliat, tetapi selalulah bertindak seperti Daud” (“Play by the rules, but be ferocious… It’s all right to be Goliath, but always always aet like David”). Kampus perusahaan Nike yang seluas 74 aker (acre) memberikan perasaan berbudaya memiliki daerah hutan, jalur lari, sebuah danau, dan sebuah pusat kebugaran. Knight percaya bahwa orang harus menemukan suatu “perasaan damai di tempat kerja”.

Bagan Organisasi Nike




Keuangan / Akuntansi
Selama masa pertumbuhan pesatnya, para manajer Nike diberi kebebasan pengeluaran untuk mengembangkan dan memasarkan produk perusahaan. Setelah pemberhentian pemangkasan biaya dan pencarian efisiensi yang dimulai pada tahun 1998, para wakil direktur mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyadarkan karyawan mengenai perlunya akuntabilitas keuangan. Pada tahun 1998, setiap manajer daerah geografis memberikan laporan laba rugi, dan kini sebagian kompensasi bergantung pada kinerja. Tinjauan Masa Depan Bahkan, dengan keterbatasan pertumbuhan AS dan ketatnya persaingan global dasar pasar sepatu/ pakaian atletik, para manajer Nike memperkirakan bahwa perusahaan akan berkinerja baik di masa mendatang. Nike berusaha keras agar tingkat penjualan produk wanitanya saat ini dapat naik menjadi dua kali lipat pada tahun 2005 ($ 1,5 miliar).

Friday, November 23, 2018

STRATEGI PERSAIGAN GLOBAL SERTA DAYA SAING

Strategi persaingan global serta daya saing :

1. Analisis industri
Dalam suatu penelitian penting mengenai daya saing internasional, agar industri suatu negara dapat berhasil di pasar global, industry tersebut harus memiliki :


- Kondisi – kondisi faktor yang menguntungkan
        Hal Ini mencakup terdapatnya sumber – sumber daya kunci (termasuk keterampilan, infrastruktur, dan lembaga penelitian). Penelitian Michael Porter juga menemukan, bila negara – negara mempunyai faktor kelemahan tertentu, mereka akan di paksa berinovasi untuk mengatasi (atau menghindari) masalah-masalah tersebut. Hal ini, pada saatnya, membentuk dasar dari keunggulan kompetitif (misalnya, bila sejak awal biaya energi di suatu negara tinggi, maka hal tersebut memaksa perlunya dikembangkan produk – produk dan proses – proses yang hemat energi, yang kemudian di perlukan di seluruh dunia).


- Kondisi – kondisi permintaan
        Di dalam negeri harus ada permintaan yang kuat akan produk – produk yang canggih. Konsumen dalam negeri yang penurut merupakan kerugian, karena mereka tidak mendesak industri untuk berinovasi dan mencapai yang terbaik.


- Indusri – industri yang berkaitan dan mendukung
         Suatu jaringan industri yang mendukung dan berkaitan akan membantu indutri untuk mencapai keunggulan global.


- Strategi, struktur, dan persaingan yang teguh
         Dari faktor-faktor ini, barang kali yang paling penting adalah jangkauan persaingan pada industri dalam negeri. Bukti- bukti secara kuat mendukung pandangan bahwa persaingan dalam negeri adalah sangat penting. Sebaliknya, bila pemerintah mendorong merger untuk menciptakan monopoli dalam negeri (untuk mendapatkan ‘masa kritis’ yang di perlukan untuk menjadi pemain global), secara keseluruhan monopoli tersebut tidak berhasil menetapkan posisi di dunia. Persaingan yang pahit diantara perusahaan-perusahaan setempat telah menjadi pemacu inovasi.

2. Keunggulan Kompetitif
    

    a. Mengurangi Biaya vs Adaptasi pada Pasar Lokal
Perusahaan harus menstandardisasi produk dan jasanya untuk kebutuhan pasar secara global. Pendekatan yang diberikannya didasarkan pada tiga asumsi utama :


* Kebutuhan dan keinginan konsumen secara keseluruhan semakin homogen. Disini perusahaan harus dapat mengidentifikasi segmen konsumen secara global.* Orang-orang diseluruh dunia rela berusaha untuk mendapatkan keinginannya yang berhubungan dengan fitur produk, fungsi, desain, dan hal-hal lain seperti produk berharga murah dengan kualitas yang baik.* Skala ekonomi pada produksi dan pemasaran dapat diperoleh dengan memasok pasar global. Perspektif ini perlu memperhatikan tiga hal. Pertama, pengembangan teknologi dengan penggunaan mesin memungkinkan skala ekonomi terpenuhi dan tidak memerlukan produksi pada satu produk terstandarisasi. Kedua, biaya produksi hanya merupakan satu komponen dan sering menjadi hal yang penting untuk menentukan total biaya pembuatan produk. Ketiga, strategi perusahaan tidak boleh product-driven.
     

    b.Tiga strategi Internasional
* Strategi global
    Strategi global merupakan strategi yang menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di berbagai Negara yang berbeda. Strategi ini untuk mendekati pasar dunia dengan produk-produk yang terstandarisasi. Strategi global menekankan pada biaya rendah yang dapat tercapai dengan menekankan pada skala ekonomi dimana produk dan jasa yang dihasilkan terstandarisasi dan tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi.


    Produk tersebut diciptakan, untuk konsumen yang menyukai produk standar dengan harga murah yang dihasilkan oleh perusahaan global yang menggunakan operasinya di seluruh dunia untuk bersaing dengan pasar lokal. Unit yang digunakan untuk produksi/operasi di setiap Negara diasumsikan saling tergantung dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada berbagai tingkat perusahaan.
    

    Strategi global menekankan pada skala ekonomi dengan produk dan jasa yang terstandadisasi dan juga tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi. Satu keunggulan strategi global berasal dari inovasi perusahaan yang muncul dari usaha setiap unit bisnis atau perusahaan corporat, yang dapat ditrasfer secara mudah ke lokasi yang lain walaupun biaya dapat diminimalkan perusaan yang mengadopsi strategi ini pada umumnya harus memanfaatkan peluang untuk pertumbuhan pendapatan mengingat perusahaan tidak berinvestasi pada sumber daya yang ekstensif untuk adaptasi yang ditawarkan dari satu pasar ke pasar lain. Strategi global paling tepat digunakan ketika terdapat tekanan yang kuat untuk mengurangi biaya produksi dan sedikitnya tekanan untuk mengadaptasi pasar lokal. Keunggulan lain dari strategi global adalah bahwa strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan level kualitas yang standar secara global.


     Selain keunggulan strategi ini, ada hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan yang berhubungan dengan risiko penggunaan strategi global, yaitu :
1) Perusahaan yang dapat menikmati skala ekonomi hanya dapat berkonsentrasi pada sumber daya yang scale-sensitive dan aktivitas pada satu atau beberapa lokasi.2) Konsentrasi geografis pada kegiatan perusahaan cenderung menutup kegiatan tersebut dari target pasar.3) Mengonsentrasikan kegiatan pada satu lokasi membuat perusahaan menjadi tergantung pada lokasi tersebut

.
* Strategi Multidomestik
   Strategi multidomestik berbeda dengan strategi global, pembuatan keputusan pada perusahaan cenderung lebih terdesentralisasi dalam hal pembuatan produk dan juga dengan desentralisasi memungkinkan perusahaan untuk dapat merespon pasar secara cepat apabila terdapat perubahan permintaan. Beberapa resiko yang berhubungan dengan adopsi strategi multidomestik diperusahaan :
1) Pada umumnya, adopsi lokal pada produk dan jasa dapat meningkatkan struktur biaya perusahaan.
2) Konsisten dengan aspek lain dalam pemasaran global, derajat optimal dari adaptasi lokal berkembang setiap waktunya.


* Strategi Transnasional
   Perusahaan multi nasional mengadopsi strategi transnasional yang mencoba mengoptimalkan tarik ulur (trade-off) antara efisiensi, adaptasi lokal, dan pembelajaran. Perusahaan mencari efisiensi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif secara global. Sedangkan adaptasi lokal  bertujuan sebagai alat fleksibilitas operasi internasional. Seperti halnya strategi multidomestik dan global, terdapat resiko dan situasi yang menantang untuk dapat menerapkan strategi transnasional :
1) Pilihan pada lokasi yang terlihat optimal tidak dapat menjadi jaminan kualitas dan biaya dari faktor input (seperti pekerja, material, dan lain-lain) juga akan menjadi optimal.2) Walaupun pemindahan pengetahuan dapat menjadi sumber utama dari keunggulan kompetitif, hal tersebut tidak dapat terjadi otomatis. Agar dapat melakukan transfer pengetahuan, penting bagi sumber pengetahuan, target unit, dan perusahaan induk untuk mengetahui nilai potensial dari pengetahuan yang unik.
3. Persaingan global dan keunggulan kompetitif nasional


   Selama bebarapa dekade terakhir, persaingan telah mendunia dalam banyak industri. Penyebabnya adalah penurunan tarif, kuota dan hambatan-hambatan perdagangan bebas perbaikan sistem transportasi global dan meningkatnya kecanggihan pasar dunia. Faktor-faktor tersebut berperan mengurangi biaya perdagangan internasional dan membuat perusahaan asing mampu berkompetisi dengan perusahaan lokal.  Penurunan hambatan perdagangan mempermudah ekspansi ke luar negeri bagi perusahaan-perusahaan yang gesit dan agresif.  Apakah implikasi kompetisi global terhadap akuntansi manajerial? Akan sangat sulit bagi perusahaan untuk bersaing di dunia internasional bila perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya, serta pengambilan keputusannya menggunakan sistem akuntansi manajemen kelas dua. Sistem akuntansi manajemen yang tidak bagus dapat menghalangi usaha organisasi untuk menjadikan persusahaan benar-benar kompettitif.
  

   Teori keunggulan kompetitif dikemukakan oleh Michael Porter dalam bukunya The Competitve Advantage of Nation (1990). Menurut Porter tidak ada korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara, yang dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Banyak negara di dunia yang jumlah sumber daya alamnya sangat besar yang proporsional dengan luas negerinya, tetapi terbelakang dalam daya saing perdagangan internasional. Begitu juga dengan tingkat upah yang relatif murah daripada negara lain, justru berkorelasi erat dengan rendahnya motivasi bekerja yang keras dan berprestasi.


   Porter mendefinisikan industri sebuah negara sebagai sukses secara internasional jika memiliki keunggulan kompetitif relatif terhadap para pesaing terbaik di seluruh dunia. Sebagai indikator ia memilih keberadaan ekspor yang besar dan bertahan lama dan/atau investasi asing di luar wilayah yang signifikan berdasarkan pada keterampilan dan aktiva yang diciptakan di negara asal.
Kemakmuran nasional diciptakan, bukan diwariskan. Kemakmuran negara tidak tumbuh dari sumbangan alamiah sebuah negara, kumpulan tenaga kerjanya, tingkat bunganya atau nilai kursnya, sebagaimana dikemukakan oleh ekonom klasik. Daya saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap para  pesaing dunia yang terbaik, karena tekanan dan tantangan. Mereka mendapatkan manfaat dari memiliki pesaing domestik yang kuat, pemasok yang berbasis daerah asal yang agresif, dan para pelanggan lokal.


    Hal ini disebabkan 4 kategori yang menciptakan keunggulan kompetitif nasional dalam bersaing untuk menciptakan suatu keunggulan dalam bisnis :


- Kondisi faktor, yang mengacu pada lahan untuk pendukung bisnis tersedia, tenaga kerja yang mapan dan memadai dalam mendukung bisnis, sumber daya alam yang baik untuk mendukung kegiatan industri dan bisnis, modal dan infrastruktur baik yang ada dalam suatu negara. Ini merupakan faktor mendukung dalam perkembangan dan pendukung suatu kegiatan bisnis dan ekonomi yang baik dalam negara tersebut.


- Kondisi permintaan dalam negeri yang dapat mendukung industri tersebut menjadi lebih dikenal dan merupakan jalan untuk menjadi di kenal di luar negeri. Mis : Toyota dahulunya hanya di produksi di Jepang saja, karena banyak peminat untuk membeli mobil tersebut oleh orang Jepang sendiri, membuat mobil merek Toyota tersebut di kenal sampai ke luar negeri. Kondisi permintaan di negara sendiri yang mendukung keunggulan kompetitif memiliki tiga karakter, yaitu : a. Komposisi permintaan di negara sendiri, dimana menentukan bagaimana perusahaan menerima, menginterpretasikan dan memberi reaksi pada kebutuhan pembeli. Keunggulan kompetitif dapat dicapai kalau permintaan di negara sendiri memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kebutuhan pembeli, lebih awal dari yang disediakan oleh pesaing luar negeri. b. Ukuran dan pola pertumbuhan di negara sendiri, adalah penting hanya bila komposisi permintaan di negara sendiri baik dan dapat mengantisipasi permintaan di luar negeri. c. Pertumbuhan pasar dalam negeri yang cepat.


- Industri terkait dan pendukung, kehadiran pesaing internasional  dalam suatu negara dalam bidang yang terkait, dapat memberikan keunggulan kompetitif. Industri pemasok secara internasional menyediakan masukan ke indsutri hilir dan akan menjadi dapat bersaing dalam harga dan mutu.


- Cara manajemen perusahaan dan keterampilan mengorganisasi perusahaan dalam suatu negara serta menciptakan strategi untuk keunggulan dalam bisnis sangat menentukan. Mis: Jerman, struktur perusahaan yang cenderung hirarkis, sehingga manajer yang harus menangani industri dengan disiplin yang tinggi untuk menangani perusahaan atau industri kimia, mesin dan lain-lain, harus berlatar belakang tehnik. Di Italia, bisnis dijalankan seperti bisnis keluarga kecil, yang menekankan kepada penyesuaian produk standard dan fleksibilitas yang cukup besar untuk memenuhi permintaan pasar.


   Selain keempat faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih  dipengaruhi oleh faktor kebetulan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu (chance events), seperti penemuan produk baru, melonjaknya harga, perubahan nilai tukar, konflik keamanan antar negara dan lain-lain, dan tindakan-tindakan atau kebijakan pemerintah (government).